This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 05 Maret 2017

                                                        blog seni batik nusantara


 semua informasi ini saya ambil dari


<img alt="PDF" src="http://indonesia.gunadarma.ac.id/batik/templates/comaxium/images/pdf_button.png">
<img alt="Print" src="http://indonesia.gunadarma.ac.id/batik/templates/comaxium/images/printButton.png">
<img alt="E-mail" src="http://indonesia.gunadarma.ac.id/batik/templates/comaxium/images/emailButton.png">
 <img alt="PDF" src="http://indonesia.gunadarma.ac.id/batik/templates/comaxium/images/pdf_button.png">
<img alt="Print" src="http://indonesia.gunadarma.ac.id/batik/templates/comaxium/images/printButton.png">
<img alt="E-mail" src="http://indonesia.gunadarma.ac.id/batik/templates/comaxium/images/emailButton.png">


                 Batik Nusantara dan Penjelasannya - Di Indonesia kita bisa menemukan berbagai macam motif batik indonesia, sehingga dengan berbagai macam motif batik yang ada di Indonesia akan memperkaya ragam budaya bangsa kita. Setiap daerah yang ada di negeri kita akan mempunyai motif tersendiri untuk jenis batiknya, hal ini sesuai dengan karakter yang ada pada masyarakat tersebut. Misalnya untuk kain batik di daerah pesisir pantai maka motif dari kain batik tersebut identik dengan hiasan ikan atau binatang laut serta identik dengan ciri khas pesisir. Berbeda dengan motif batik daerah pedalaman maka motif batik tersebut identik dengan ciri ciri alam dan berbagai ornamen baik hewan atau tumbuhan.
   



PDF Print E-mail
Pengertian Batik 



Batik merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kata batik mempunyai beberapa pengertian. Menurut Hamzuri dalam bukunya yang berjudul Batik Klasik, pengertian batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi bagian-bagian tertentu dengan menggunakan perintang. Zat perintang yang sering digunakan ialah lilin atau malam.kain yang sudah digambar dengan menggunakan malam kemudian diberi warna dengan cara pencelupan.setelah itu malam dihilangkan dengan cara merebus kain. Akhirnya dihasilkan sehelai kain yang disebut batik berupa beragam motif yang mempunyai sifat-sifat khusus.
Secara etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu”tik” yang berarti titik / matik (kata kerja, membuat titik) yang kemudian berkembang menjadi istilah ”batik” (Indonesia Indah ”batik”, 1997, 14). Di samping itu mempunyai pengertian yang berhubungan dengan membuat titik atau meneteskan malam pada kain mori. Menurut KRT.DR. HC. Kalinggo Hanggopuro (2002, 1-2) dalam buku Bathik sebagai Busana Tatanan dan Tuntunan menuliskan bahwa, para penulis terdahulu menggunakan istilah batik yang sebenarnya tidak ditulis dengan kata”Batik” akan tetapi seharusnya”Bathik”. Hal ini mengacu pada huruf Jawa ”tha” bukan ”ta” dan pemakaiaan bathik sebagai rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau dikatakan salah. Berdasarkan etimologis tersebut sebenarnya batik identik dikaitkan dengan suatu teknik (proses) dari mulai penggambaran motif hingga pelorodan. Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah cara pengambaran motif pada kain ialah melalui proses pemalaman yaitu mengoreskan cairan lilin yang ditempatkan pada wadah yang bernama canting dan cap.

Sejarah Perkembangan Batik

Ditinjau dari perkembangan, batik telah mulai dikenal sejak jaman Majapahit dan masa penyebaran Islam. Batik pada mulanya hanya dibuat terbatas oleh kalangan keraton. Batik dikenakan oleh raja dan keluarga serta pengikutnya. Oleh para pengikutnya inilah kemudian batik dibawa keluar keraton dan berkembang di masyarakat hingga saat ini. Berdasarkan sejarahnya, periode perkembangannya batik dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Jaman Kerajaan Majapahit

Berdasarkan sejarah perkembangannya, batik telah berkembang sejak jaman Majapahit. Mojokerto merupakan pusat kerajaan Majapahit dimana batik telah dikenal pada saat itu. Tulung Agung merupakan kota di Jawa Timur yang juga tercatat dalam sejarah perbatikan. Pada waktu itu, Tulung Agung masih berupa rawa-rawa yang dikenal dengan nama Bonorowo, dikuasai oleh Adipati Kalang yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan Majapahit hingga terjadilah aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahit. Adipati Kalang tewas dalam pertempuran di sekitar desa Kalangbret dan Tulung Agung berhasil dikuasai oleh Majapahit. Kemudian banyak tentara yang tinggal di wilayah Bonorowo (Tulung Agung) dengan membawa budaya batik. Merekalah yang mengembangkan batik. Dalam perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulung Agung banyak dipengaruhi oleh batik Yogyakarta. Hal ini terjadi karena pada waktu clash tentara kolonial Belanda dengan pasukan Pangeran Diponegoro, sebagian dari pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri ke arah timur di daerah Majan. Oleh karena itu, ciri khas batik Kalangbret dari Mojokerto hampir sama dengan batik Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua.


Jaman Penyebaran Islam 

Batoro Katong seorang Raden keturunan kerajaan Majapahit membawa ajaran Islam ke Ponorogo, Jawa Timur. Dalam perkembangan Islam di Ponorogo terdapat sebuah pesantren yang berada di daerah Tegalsari yang diasuh Kyai Hasan Basri. Kyai Hasan Basri adalah menantu raja Kraton Solo. Batik yang kala itu masih terbatas dalam lingkungan kraton akhirnya membawa batik keluar dari kraton dan berkembang di Ponorogo. Pesantren Tegalsari mendidik anak didiknya untuk menguasai bidang-bidang kepamongan dan agama. Daerah perbatikan lama yang dapat dilihat sekarang adalah daerah Kauman yaitu Kepatihan Wetan meluas ke desa Ronowijoyo, Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono dan Ngunut.


Batik daerah yogyakarta
Batik di daerah Yogyakarta dikenal sejak jaman Kerajaan Mataram ke-I pada masa raja Panembahan Senopati. Plered merupakan desa pembatikan pertama. Proses pembuatan batik pada masa itu masih terbatas dalam lingkungan keluarga kraton dan dikerjakan oleh wanita-wanita pengiring ratu. Pada saat upacara resmi kerajaan, keluarga kraton memakai pakaian kombinasi batik dan lurik. Melihat pakaian yang dikenakan keluarga kraton, rakyat tertarik dan meniru sehingga akhirnya batikan keluar dari tembok kraton dan meluas di kalangan rakyat biasa.
Ketika masa penjajahan Belanda, dimana sering terjadi peperangan yang menyebabkan keluarga kerajaan yang mengungsi dan menetap di daerah-daerah lain seperti Banyumas, Pekalongan, dan ke daerah timur Ponorogo, Tulung Agung dan sebagainya maka membuat batik semakin dikenal di kalangan luas.


Batik di Wilayah Lain

Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja. Pada tahun 1830 setelah perang Diponegoro, batik dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegoro yang sebagian besar menetap di daerah Banyumas. Batik Banyumas dikenal dengan motif dan warna khusus dan dikenal dengan batik Banyumas. Selain ke Banyumas, pengikut Pangeran Diponegoro juga ada yang menetap di Pekalongan dan mengembangkan batik di daerah Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo.
Selain di daerah Jawa Tengah, batik juga berkembang di Jawa Barat. Hal ini terjadi karena masyarakat dari Jawa Tengah merantau ke kota seperti Ciamis dan Tasikmalaya. Daerah pembatikan di Tasikmalaya adalah Wurug, Sukapura, Mangunraja dan Manonjaya. Di daerah Cirebon batik mulai berkembang dari keraton dan mempunyai ciri khas tersendiri.
Berikut ini kami akan memberikan informasi mengenai berbagai macam batik nusantara dan penjelasannya.
1. Batik Motif Ciptoning
Motif ciptoning biasa digunakan oleh pemimpin atau orang yang dituakan di daerah itu. Seorang pemimpin yang memakai batik motif ini filosofinya adalah supaya ia dapat menjadi pemimpin yang bijak dan dapat memberi contoh yang baik terhadap rakyat yang dipimpinnya. Motif Ciptoning ini tidak hanya diperuntukkan untuk pemimpin saja namun juga untuk setiap manusia agar dia bisa memimpin dirinya sendiri menuju ke arah yang lebih baik.
2. Batik Motif Pari Kesit
Motif batik pari kesit ini mengandung arti/ makna bahwa untuk mencari keutamaan maka harus dilandasi dengan kegesitan dan kerja keras. Namun usaha tersebut juga tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat. Usaha keras dan juga gesit namun dilandasi dengan cara yang kotor akan berakibat buruk bagi dirinya sendiri.

3. Motif Batik Sido Luhur
Bagi orang jawa motif batik sido luhur ini memiliki makna keluhuran, keluhuran disini adalah mencari keluhuran materi dan non materi. keluhuran materi adalah keluhuran ragawi yang tercukupi, Yang didapat dengan cara bekerja keras sesuai dengan profesi, pangkat dan kedudukannya di masyarakat. Keluhuran materi ini hendaknya didapatkan dengan cara yang halal, sah dan tidak bertentangan dengan peraturan dan norma yang berlaku dimasyarakat.
Sedangkan keluhuran nonmateri yang dimaksud adalah keluhuran budi pekerti, tindakan seseorang, budi pekerti orang itu. Seseorang yang bisa dipercaya oleh orang lain adalah memiliki  budi pekerti yang baik sehingga bisa dianggap memiliki keluhuran non materi. Sesuai dengan falsafat orang jawa bahwasanya seseorang hidup di dunia ini tidak untuk dirinya sendiri namun juga hidup untuk bisa memberikan manfaat kepada keluarga, orang lain dan masyarakat sekitar, serta tidak lupa dengan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

4. Motif Batik Sido Drajad
Batik jenis Sido Drajad biasanya dipakai oleh besan pada acara pernikahan. Cara pemakaiannya pun mempunyai makna tersendiri. Pada anak-anak misalnya pemakaian batik dengan cara sabuk wolo, dengan pemakaian ini maka memungkinkan anak untuk dapat bergerak bebas. Secara filosofi nya dapat diartikan bahwa sabuk wolo dipakaikan kepada anak-anak maka diartikan anak-anak yang masih bisa bergerak bebas di masyarakat, belum dewasa, dan tentunya belum memiliki tanggung jawab moral di masyarakat.
5. Motif Batik Sido Mukti
bagi orang jawa motif batik sido mukti memiliki arti kemakmuran. kemakmuran disini adalah kemakmuran di dunia dan juga kemakmuran di akherat kelak. Kemakmuran lahir dan batin ini akan bisa tercapai apabila diikuti dengan usaha yang keras, perilaku dan budi pekerti yang baik di masyarakat.
6. Motif Batik Cuwiri
Motif batik cuwiri biasanya digunakan pada acara mitoni.Mitoni adalah tradisi masyarakat yaitu memperingati 7 bulanan bayi yang masih di kandungan. Cuwiri sendiri menurut istilah orang jawa adalah kecil-ke
pengusaha batik khas tuban

Tulisan ini merupakan posting keempat saya mengenai kunjungan/wisata edukasi green industry pada tanggal 6 Juni 2015 di pabrik semen Gresik di Tuban. Semen Gresik merupakan salah satu anak perusahaan PT Semen Indonesia (persero) Tbk yang pabriknya berada di Gresik (sudah selesai), Tuban (sekarang) dan Rembang (tahun depan). Dengan  mengusung konsep wisata edukasi green industry para peserta diajak mengenal lebih dekat mengenai impelemtasi program tripple bottom line yang berupa profit, people & planet yang tidak hanya mencari keuntungan (profit) namun juga mensejahterakan masyarakat sekitar (people) dan lebih jauh, menghijaukan kembali bumi (planet). Saya telah merangkumnya dalam 4 tulisan yaitu:
  1. Pemilihan tanaman di area green belt 
  2. Sehari bersama WEGI 3
  3. Reklamasi PT Semen Indonesia
  4. Batik Tulis Tenun Gedog dari Tuban
Batik Tulis Tenun Gedog dari Tuban

Batik tulis dan tenun gedog, saya tak menyangka jika bisa melihat langsung UKM ini ketika ikut WEGI 3 di pabrik Semen di Tuban bulan Juni lalu. Saya sempat googling dengan keyword “UKM Kerek” tanpa tahu maknanya. Ternyata Kerek adalah nama sebuah kecamatan di Tuban yang beberapa desanya merupakan pengrajin batik tulis tenun jedog yaitu desa Margirejo, desa Gaji, desa Kedungrejo dan desa Karanglo.

Rombongan WEGI 3 koridor utara yang berasal dari Semarang memasuki desa Kedungrejo kecamatan Kerek sekitar jam 11:45 siang. Bis berhenti di sebuah rumah yang indah bergaya Jawa antik dengan deretan kursi tamu di luar. Seorang wanita cantik datang menyapa dan menjabat tangan setiap tamu. Kami diajak berbincang mengenai batik Tuban, sejarah, motif, kegiatan, pameran, dan terutama peran pt Semen Indonesia yang sangat membantu. Wanita tersebut bernama Uswatun Hasanah, seorang pengrajin batik sekaligus instruktur batik yang terkenal di Tuban.
Uswatun Hasanah - pengusaha dan isntruktur batik - peraih upakarti 2010

Uswatun Khasanah adalah potret pengusaha batik yang mapan di Tuban. Ia menggeluti kerajinan batik pada tahun 1993 lalu dengan nama “Batik Tulis Tenun Gedog Sekar Ayu”. Usahanya mulai dibina oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2007. Tak tanggung-tanggung, pada tahun 2009, batiknya dipamerkan di UKM World pertama sebagai wakil PT SI dan menjadi juara pertama.

“Ada 200 perajin di desa Kedungrejo dan sekitarnya yang saya bina. Saya juga menjadi instruktur batik. Anak-anak sekolah juga saya ajari membatik di sini. Hasilnya saya bayar agar mereka senang karena memiliki penghasilan,” demikian penjelasannya pada kami. Wanita yang mendapat Upakarti pada tahun 2010 ini memang berjasa dalam mengeksplor aneka batik di Tuban dan berperan aktif dalam masyarakat sesuai dengan apa yang ia kuasai.

Saat ini, batik tulis Tuban telah memiliki 100 motif batik dan 40 di antaranya telah dipatenkan. Batik tulis tuban memiliki 2 bentuk yaitu kain ukuran 90x250 cm yang disebut tapih, dan selendang. Fungsi batik bagi masyarakat Tuban sangat essensial. Biasanya digunakan untuk hantaran pernikahan pengantin pria yang diberikan kepada pengantin putri. Minimal ada 5 lembar batik, namun rata-rata hantaran batiknya berjumlah 100-200 helai. Budaya memberikan batik kepada mempelai putri ini membuat masyarakat sekitar sangat menjaga batik yang dimilikinya untuk diwariskan pada anak-anaknya. sekarang ini, batik Tuban sudah memiliki bentuk bermacam-macam sesuai permintaan pasar. Ada pakaian jadi, tas dan dompet.

Saya yang pernah belajar sejarah dan sosial budaya mengenali motif burung peonix (hong = bhs Cina), tanaman dan bunga-bungaan serta bentuk kijang. Warnanya juga cerah seperti ciri khas batik pantura yang terinspirasi dari China. Rupanya terjadi asimilasi budaya antara Jawa dan Cina. Motif Jawa yang khas adalah motif bunga dan tanaman. Motif China terlihat dari burung peonix (Hong).

Usai ramah tamah dan penjelasan mengenai usaha Batiknya, kami diajak melihat ke ruang produksi. Karena kami datang pada jam istirahat siang, maka ruang produksi nampak sepi. Dengan ramah bu Uswatun menjelaskan dan membeberkan rahasia pewarnaan batik.
Batik dengan pewarna alami
Untuk warna biru, bahan pewarna yang dipakai adalah daun indigo. Khusus daun ini, penguat warna yang digunakan adalah legen atau minuman dari sari kelapa siwalan yang sangat khas di Tuban.
Kulit batang pohon mahoni untuk warna coklat.
Daun batang pohon mahoni untuk warna biru muda
Kulit kayu nangka untuk warna kuning.
Selain daun indigo yang menggunakan pengunci air legen, pengunci pewarna alami lain adalah tawas dan kuncung. Proses pencelupan untuk warna alami adalah 3 bulan.

Rombongan kami terus memasuki area produksi dan saya mulai mencari-cari bahan posting karena sadar akan waktu yang sangat berharga. Saya memasuki area pembuatan batik cap, melihat tumpukan bahan pembuatan batik, dan syukurlah.... sebelum kami pergi, ada 3 pembatik muda yang memulai pekerjaannya lebih dini. Tahu saja jika rombongan kami ingin melihat proses membatik di Tuban. Ada 3 pembatik yang mengerjakan proses yang berbeda-beda. Ada yang melukis motif batik dengan malam, ada yang mulai memberi warna, dan yang satunya mengerjakan proses melukis batik dengan malam namun untuk bahan sutera yang halus. Puas melihat proses membatik, saya segera mengikuti rombongan yang mulai kembali ke halaman depan untuk berfoto bersama.
Ruang batik cap

3 perempuan pembatik

bahan yang akan dibatik. kiri adalah tenun gedog, kanan adalah kain katun
Foto bersama sebelum pulang

Demikianlah cerita saya tentang batik di Tuban. Oh ya, untuk batik, saya pernah memposting cara membuat batik di desa Tembi Jogja. Silahkan dibaca jika ingin mengenal batik di sana.

Terima kasih pada PT Semen Indonesia dan WEGI yang telah memberi kesempatan pada saya untuk mengenal lebih dekat industri semen dan program 3P-nya yang sangat ramah lingkungan. Semoga tulisan saya serta penjelasan saya pada pertanyaan di sekitar lingkungan saya mengenai kegiatan wisata saya pada tanggal 6 Juni lalu bisa mewakili misi Green industry yang menjadi salah satu konsep perusahaan semen terbesar ini. Sekali lagi terima kasih.
 ciri ciri batik khas Tuban

1.    Batik Gedog
Kata Gedog  yang menjadi trade mark sebenarnya berasal dari bunyi dog dog dog dog dari bunyi kain tenun untuk membuat kain yang digunakan kai, pembatikan di Tuban vertikal dan merupakan satu kesatuan (integrated). Maksudnya, bahan kain yang digunakan untuk membatik dipintal langsung dari kapas. Jadi gulungan kapas dipintal menjadi benang, lalu ditenun, dan setelah jadi selembar kain lalu dibatik.
Batik Gedog  pada awalnya merupakan kegiatan ibu desa yang menunggu suaminya pulang dari bercocok, sembari mengisi waktu ibu –ibu didaerah Kecamatan Kerek melakukan kegiatan membatik.
Berkembangnya Tuban sebagai pusat perdagangan Nusantara di Zaman Majapahit menjadikan Batik Gedog mengalami metamorfosis dalam hal Motif, karena ada sentuhan Budaya lain khususnya Cina. Motif batik Gedog  natural karena motif di pengaruhi alam sekitar, maka motif yang muncul seperti: Kijing Miring, Kembang Waluh, Uler keket, Rengganis, Blaraan, Manggaran, Uker, Liren, Panjiori, Ririnan, Kelopo Segantet,Remekan, Manuk Jalak, Irengan, Supit, Dudo Brenggola, kenongo uleren, ganggeng Motif  panji krentil, panji serong dan panji konang. panji krentil, panji serong, dan panji konang,  dahulu kala konon hanya dipakai pangeran. Batik motif panji krentil berwarna nila justru diyakini bisa menyembuhkan penyakit.
Berkembangnya Tuban sebagai  kota perdagangan yang kosmopolit waktu itu, Batik Gedog juga menjadi komoditas ekonomi yang mengiurkan, maka motif berkembang menjadi beragam,unsur Cina pun masuk dalam motif seperti burung Hong  serta warna batik Gedog  tidak hanya gelap semata tapi juga berkembang warna warna cerah, seperti merah Khas Cina.
Layaknya Batik pesisiran lainnya batik Gedog dalam soal warna dan motif tidak terpengaruh dengan pakem layaknya batik Jawa Tengahan yang wawarna sogan, indigo, hitam dan putih, dan motif di pengaruhi oleh budaya hindhu-Budha, yang bersifat simbolis,ragam hias batik Tuban Ragam hias batik Jawa Timur bersifat naturalis dan juga di pengaruhi budaya asing.
2.    Batik Karang
Batik Karang merupakan salah satu jenis varietas batik di Tuban, pusat kerajinan Batik Karang ini, sesuai namanya ada di Desa Karang , Kecamatan Semanding . Ciri khas batik warna nya yang cerah atau ngejreng. Untuk Motif dalam batik karang juga mengunakan motif natural layaknya batik Gedog Tuban, tapi dalam bati karang muncul unsur motif ikan yang tidak terdapat di Batik Gedog Tuban, ada nya unsur ikan tidak lepas posisi per
Sebaran dan perkembangan batik Karang yaitu dekat dengan pusat kota dan pesisir pantai, Batik karang juga di kategorikan batik pesisir karena mempunyai ciri khas war warni yang cerah, dan tidak tunduk pada pakem model Jawa Tengahan. Batik Karang memang secara historis belum banyak begitu tereksplore  di sebabkan mininmya referensi, serta publikasi yang kurang.
3.    Batik Palangan
Batik Palangan berkembang di Kecamatan Palang sampai paciran Lamongan, batik tersebut tidak begitu terkenal di Kabupaten Tuban, disebabkan jumlah Pembatik yang sediki sehingga produksinya tidak sebanyak batik Gedog atau Batik karang, Pembuatan batik palangan perbiji  membutuhkan waktu sekitar 2 bulan, keunggulan batik ini pada batikan yang sangat halus dan teliti, tak heran batik jenis ini menjadi buruan para kolektor dan harganya mencapai jutaan rupiah, Batik halus, teliti serta produksi yang terbatas menyebabkan batik ini merupakan batik antik yang jarang di jumpai di pasaran, mencaripun harus berburu di pelosok desa Palang bagai menncari jarum di tumpukan jerami.sejarah batik ini tidak begitu di ketahui karena tidak referensi yang mendukungnya.
Oh ya … dari percakapan dengan salah satu Bapak dari Dinas Indagkop beberapa waktu lalu, ternyata untuk Batik Palangan ini sudah dikembangkan batik tulis katun dengan pewarnaan alami lho … nahh, bangga bukan ? selain bagus dipakai juga ramah lingkungan. Dan metode ini juga sedang dikembangkan di sentra Batik di Kerek … hmmhh makin bangga ya dengan Batik Tuban  🙂
Nah … menarik banget kan membaca dan menambah pengetahuan tentang Batik Tuban ? sudah saat nya anak muda Indonesia, khususnya Tuban lebih tahu tentang khasanah budaya negeri kita sendiri dan juga melestarikan nya , karena kalau bukan kita … siapa lagi ? 😀 .. jangan sampai saat Batik Tuban nanti di akui sebagai karya seni negeri lain, kita baru teriak – teriak kebakaran jenggot … bakalan agak sedikit terlambat kalau begitu … hehehe




***contoh batik Tuban 
  • Motif Pari-pari : Motif baru yang diberi nama motif Pari-pari ini adalah motif batik gedog baru ciptaan kami. Sekilas mempunyai kemiripan dengan motif Ganggeng (motif kuno batik tulis gedog).
Motif Pari-pari Batik Gedog Tuban, Batik Tuban.
Sekilas terlihat seperti motif Ganggeng.
  • Motif Insan Kamil / Kates Gantung 2 : Motif yang terinspirasi dari motif Kates Gantung namun dengan penambahan bulatan pada beberapa bagian (sela-sela) motif Kates Gantung. Dinamakan motif Insan Kamil karena merupakan salah satu motif yang menjadi motif seragam salah satu instansi pendidikan di Kabupaten Tuban.
Batik Tulis Gedog HM Sholeh Tuban, Batik HM Sholeh motif Insan Kamil.
Motif Insan Kamil : Motif Kates Gantung 2.
  • Motif Anggur Kupu : Perpaduan motif Anggur-angguran dengan tambahan motif / gambar Kupu-kupu. Motif Anggur-angguran dengan ciri khas bulatan menyerupai buah Anggur yang dipadukan motif fauna Kupu-kupu yang terlihat seakan berterbangan diantara buah Anggur.
Motif Anggur Kupu Batik Tulis Gedog Tuban, Motif Batik Tuban.
Motif perpaduan Kupu-kupu dengan Anggur.
  • Motif Kembang Jati / Dharma Wanita : Ciri khas motif Kembag Jati / Dharma Wanita, terdapat "pentolan" seperti bunga pohon jati. Dinamakan motif Dharma Wanita (selain dinamakan motif Kembang Jati) karena pernah dipergunakan sebagai batik seragam oleh Dharma Wanita.

Motif Batik Tulis Gedog Tuban Motif Dharma Wanita, Batik Tuban.
Motif Miring-Miring dengan warna gelap sebagai cirinya.



  • Motif Miring-miring / Sisik Serong. Ciri khas motif batik Miring-miring / Sisik Serong ini berwarna gelap seperti pada motif Bongkolan. Namun memiliki gambar motif yang berbeda dengan motif Bongkolan.
  • Motif Batik Tulis Gedog, Batik Gedog Kerek.
    Motif Miring-Miring dengan warna gelap sebagai cirinya.
    Masih banyak motif batik tulis gedog Tuban lainnya yang kami produksi secara tulis. Kain bahan yang kami pergunakan membatik selain kain Tenun Gedog asli juga mempergunakan kain Juantiu, kain Lenen, kain Sutera dan kain Blaco. Menjadikan pilihan Anda dalam memilih produk batik tulis gedog HM. Sholeh Tuban semakin beragam. Selamat berbelanja di batikhmsholehtuban.com !.

    *** ALAT DAN BAHAN MEMBATIK
     
    20110814_025812_membatik

    1. Peralatan Membatik
    a. Canting
    Canting merupakan alat utama yang dipergunakan untuk membatik. Penggunaan canting adalah untuk menorehkan (melukiskan) cairan malam agar terbentuk motif batik. Canting memiliki beberapa bagian yaitu:
    • Gagang
    Gagang merupakan bagian canting yang berfungsi sebagai pegangan pembatik pada saat menggunakan canting untuk mengambil cairan malam dari wajan, dan menorehkan (melukiskan) cairan malam pada kain. Gagang biasanya terbuat dari kayu ringan.
    • Nyamplung (tangki kecil)
    Nyamplung merupakan bgian canting yang berfungsi sebagai wadah cairan malam pada saat proses membatik. Nyamplung terbuat dari tembaga.
    • Cucuk atau carat
    Cucuk merupakan bagian ujung canting dan memiliki lubang sebagai saluran cairan malam dari nyamplung. Ukuran dan jumlah cucuk can beragam tergantung jenisnya. Cucuk tersebut terbuat dari tembaga. Kondisi cucuk harus senantiasa berlubang, kalau tersumbat oleh cairan malam yang sudah mengeras, cucuk dapat dilubangi lagi dengan cara mencelupkan di cairan panas malam, sumbatan keras tersebut akan turut mencair kembali. Sedangkan bila sumbatan belum mengeras maka pelubangannya dapat dipakai dengan bulu sapu lantai.
    b. Kuas
    Pada umumnya kuas dipergunakan untuk melukis, dalam proses membatik kuas juga dapat dipergunakan untuk Nonyoki yaitu mengisi bidang motif luas dengan malam secara penuh. Kuas dapat juga untuk menggores secara ekspresif dalam mewarnai kain. Anda dapat mempergunakan kuas cat minyak, kuas cat air, atau bahkan kuas cat tembok untuk bidang sangat luas.
    c. Kompor Minyak Tanah
    Kompor minyak tanah dipergunakan untuk memanasi malam agar cair. Pilihlah kompor yang ukurannya kecil saja, tidak perlu yang besar. Pembatik tradisional biasanya menggunakan anglo atau keren. Anglo merupakan arang katu sebagai bahan bakar. Kelemahan anglo/keren adalah asap yang ditimbulkannya berbeda dengan kompor yang tidak seberapa menimbulkan
    asap. Pilihlah kompor yang ukuran kecil saja, dengan diameter sekitar 13 cm, sesuai dengan besaran wajan yang digunakan. Pemanasan malam tidak membutuhkan api yang cukup besar seperti kalau kita memasak di dapur.
    d. Wajan
    Wadah untuk mencairkan malam menggunakan wajan, terbuat dari bahan logam. Pilihlah wajan yang memiliki tangkai lengkap kanan dan kiri agar memudahkan kita mengangkatnya dari dan ke atas kompor. Wajan yang dipakai tidak perlu berukuran besar, wajan dengan diameter kurang lebih 15 cm sudah cukup memadai untuk tempat pencairan malam.
    e. Gawangan
    Pada waktu membatik kain panjang, tidak mungkin tangan kiri pembatik memegangi kain tersebut. Untuk itu membutuhkan media untuk membentangkan kain tersebut, yang disebut gawangan. Disebut demikian karena bentuknya seperti gawang sepakbola, terbuat dari kayu, agar ringan dan mudah diangkat dan dipindahkan. Peralatan tersebut di atas sudah cukup memadai untuk kegiatan membatik Anda. Memang di masa lalu ada beberapa peralatan pendukung lainnya seperti saringan, kursi kecil (dingklik) dan lipas/tepas. Tepas diperlukan untuk membantuk menyalakan api arang kayu di anglo/keren. Sekarang ini dengan adanya kompor, maka tepas tidak diperlukan dalam kegiatan membatik.
    f. Nampan
    Nampan plastik diperlukan untuk tempat cairan campuran pewarna dan mencelup kain dalam proses pewarnaan. Pilihlah ukuran nampan yang sesuai dengan ukuran kain yang dibatik agar kain benar-benar tercelup semuanya.
    g. Panci
    Panci aluminium diperlukan untuk memanaskan air di atas kompor atau tungku dan untuk melorot kain setelah diwarnai agar malam bisa bersih. Pilihlah ukuran panci sesuai dengan ukuran kain yang dibatik.
    h. Sarung tangan
    Sarung tangan diperlukan sebagai pelindung tangan pada saat mencampur bahan pewarna dan mencelupkan kain ke dalam cairan pewarna. Selama penyiapan warna dan pewarnaan kain, pergunakanlah selalu sarung tangan karena bahan pewarna batik terbuat dari bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan kulit dan pernafasan, kecuali pewarna alami (natural).
    i. Sendok & Mangkuk
    Sendok makan dibutuhkan untuk menakar zat pewarna dan mangkuk plastik untuk mencampur zat pewarna tersebut sebelum dimasukkan ke dalam air. Selain itu juga diperlukan gelas untuk menakar air.

    2. Bahan Batik
    a. Kain
    Salah satu bahan yang paling pokok dalam membatik adalah kain, sebagai media tempat motif akan dilukiskan. Untuk membatik biasanya kain yang biasa digunakan adalah jenis kain katun seperti kain Voilissma, Primis, Primissima, mori biru, Philip, berkolyn, santung, blacu, dan ada juga yang mempergunakan kain sutera alam. Media kain yang harus diperhatikan adalah usahakan agar kain tersebut tidak mengandung kanji atau kotoran lainnya, karena hal ini akan mengganggu proses penyerapan malam ataupun warna. Pengolahan kain ini lebih banyak dikenal dengan istilah “ngloyor”. Bahan untuk pengolahan kain biasanya minyak jarak atau larutan asam. Pengolahan kain menggunakan minyak jarak, langkah yang harus dikerjakan
    yaitu merendam kain dalam panci dan direbus dengan memasukkan minyak jarak ke dalam rebusan kain tersebut. Apabila sudah mendidih, diambil dan direndam dalam air dingin sambil diremas-remas. Air dingin untuk merendam kain ini bisa ditambahkan sabun atau deterjen.
    Pengolahan kain dengan larutan asam biasanya dilakukan satu hari, tetapi perlu diperhatikan bahwa larutan asam yang terlalu banyak akan merusak kain. Pengolahan kain dengan minyak jarak dan larutan asam tidak cocok digunakan untuk kain sutera, karena kain sutera yang berbahan sangat lembut memerlukan perlakuan khusus. Biasanya pengolahan kain sutera
    dengan sabun yang khusus untuk serat halus dan tidak diperas berlebihan atau apabila sulit untuk mencari sabun khusus untuk kain sutera bisa menggunakan shampo untuk rambut, tetapi gunakan sedikit saja dan cucilah dengan perlahan. Sebagai tambahan saja, bahwa kain sutera sangat cocok apabila diwarna dengan menggunakan pewarna alam. Selanjutnya setelah kain diangkat dari perendaman, kemudian kain dilipat dan dikemplong (“ngemplong”) yaitu dengan cara memukul-mukul kain tersebut dengan menggunakan pemukul kayu. Tujuannya agar serat kain menjadi kendor dan lemas. Setelah dikemplong kain dijemur. Setelah kering kain bisa diseterika dan siap untuk dipola. Saat ini banyak tersedia kain yang berkualitas bagus, tetapi tentu saja kain tersebut masih mengandung kanji. Tetapi terkadang saat ini banyak orang yang hanya merendam kain dalam air sampai beberapa kali tanpa menggunakan minyak jarak atau larutan asam. Cara ini bisa juga dilakukan pada kain yang sedikit mengandung kanji. Setelah kain diproses “ngloyor” dan “ngemplong”, kain tersebut diukur sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan.
    b. Malam / Lilin
    Malam merupakan bahan bahan utama yang menjadi ciri khas dalam proses membatik. Dalam proses membatik, malam mempunyai fungsi untuk merintangi warna masuk ke dalam serat kain dimana motif telah dipolakan dan agar motif tetap tampak. Sebelum menggunakan malam, pilihlah malam yang sesuai dengan kebutuhan, karena malam memiliki jenis, sifat, dan fungsi beragam..........
    Share:
    Diberdayakan oleh Blogger.

    BTemplates.com

    Blogger templates